Pembawa Damai: Berlari Bersama Tuhan
Pembawa damai: berlari
bersama Tuhan ~ Landasan firman Tuhan untuk tema tersebut diambil dari kitab
Yesaya 40:28-31. Secara lengkap firman Tuhan tersebut disajikan di bawah ini.
28 Tidakkah kautahu, dan tidakkah kaudengar? TUHAN ialah
Allah kekal yang menciptakan bumi dari ujung ke ujung; Ia tidak menjadi lelah
dan tidak menjadi lesu, tidak terduga pengertian-Nya.
29 Dia memberi kekuatan kepada yang lelah dan menambah
semangat kepada yang tiada berdaya.
30 Orang-orang muda menjadi lelah dan lesu dan
teruna-teruna jatuh tersandung,
31 tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat
kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan
sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak
menjadi lelah.
Konteks dari kutipan firman
Tuhan di atas ialah saat bangsa Israel masih berada di tanah perbudakan yaitu
di Babel. Tulisan nabi Yesaya tersebut tentu ada dalam pimpinan, tuntunan,
arahan, bimbingan dan ilham Roh Kudus. Tema akhir dari tulisan nabi Yesaya
tersebut ialah berkaitan dengan kelepasan bangsa Israel.
Narasi dari ayat-ayat
tersebut menjelaskan tentang kondisi yang terjadi dan dialami oleh bangsa
Yehuda pada saat mereka ditawan ke negeri Babel. Emosi dalam ayat-ayat tersebut
sangat jelas yaitu penuh dengan nada-nada keluhan yang mana emosi negatif
terungkap.
Emosi-emosi negatif yang
muncul menggambarkan ketidak-berdayaan bangsa Yehuda dan seakan-akan TUHAN
Allah (Yahweh Elohim) sama sekali berdiam diri atau tidak bereaksi. Bahkan seakan-akan
para dewa Babel lebih perkasa dan berkuasi jika dibandingkan dengan TUHAN Allah
Israel.
Dalam ayat yang ke 28, nabi
Yesaya menegaskan bahwa yang menciptakan langit bumi ialah Tuhan. Penegasan tersebut
ingin menunjukkan kepada bangsa Israel dan juga kepada kita bahwa sesungguhnya
Tuhan tidak pernah berdiam diri. Tuhan terus bekerja untuk mendatangkan
kebaikan bagi umat-Nya. Sengan penegasan itu, mustahil bahwa Tuhan diam apalagi
sampai menjadi lelah dan lesu.
Tuhan dengan cara dan
jalan-Nya sendiri terus berkarya karena tidak satu manusia pun di kolong langit
ini yang dapat mengerti dan mengetahui jalan pikiran Tuhan. Dalam frame
tersebut kita dapat mengatakan bahwa tidak ada seorang pun yang bisa mengatur
dan mendikte Tuhan.
Oleh karena itu, sebagai
umat Tuhan, biji matanya Tuhan dan kesayangan-Nya, bangsa Yehuda termasuk kita,
diajak oleh Tuhan melalui nabi Yesaya supaya berhenti mengeluh, meratapi kondisi yang
mererka alami di negeri pembuangan. Mereka harus mengubah sikap yang gampang
lemah, mudah kecewa dan cepat putus asa dengan spirit hidup yang kuat dan
antusiasme iman kepada Tuhan.
Mereka harus kembali untuk
hidup berfokus kepada Tuhan. Alasannya karena Tuhanlah menjadi sumber kekuatan
dan menambah spirit hidup mereka. Ini harus menjadi dinamika iman mereka,
sehingga apapun yang mereka alami dan hadapi mereka dapat menjadi saksi hidup
atas kebesaran kuasa dan pertolongan Tuhan.
Guna mengalami semuanya itu
secara limpah, maka bangsa Israel harus menanti yang dalam bahasa Ibrani kata “menanti”
menggunakan kata “qawa”. Kata “qawa” menunjuk kepada sikap dan spirit hidup
yang bukan dalam artian mereka pasif dan menanti Tuhan yang melakukan sesuatu
bagi mereka.
Makna kata “qawa”
mengajarkan supaya bangsa Israel itu aktif mencari yang dibangun di atas dasar
pengharapan yang teguh. Dari kata “qawa” muncullah kata “tiqwa” yang berarti “pengharapan”.
Setiap kita yang menanti dan
aktif serta terus berpengharapan kepada Tuhan, pasti akan mengalami atau
mendapatkan “pembaruan” yaitu kekuatan baru (ayat 31). Dampak positifnya ialah
bangsa Yehuda dapat “naik tinggi atau terbang tinggi” (ya’alu), berlari tanpa
lesu (yarutsu) dan berjalan tanpa lelah (yelkhu).
Makna kata “terbang” menunjuk
kepada adanya peningkatan atau maksimal atau optimalisasi. Makna kata “berlari”
menunjuk kepada percepatan, kemajuan, transformasi dan pencapaian tujuan. Sedangkan
makna kata “berjalan” menunjuk kepada hidup yang terus berlangsung, terus
bergerak dan terus aktif. Semua itu dibutuhkan atau diperlukan oleh setiap
orang yang hendak mendapatkan keberhasilan, kesuksesan dan hidup yang bernilai
serta berdampak bagi orang lain.
Setiap orang butuh
peningkatan kualitas dalam hidup, baik dari segi materil maupun spiritual.
Apalagi tantangan dan kebutuhan hidup dari hari ke hari terus bertambah. Uang
seratus ribu pada awal Januari 2017 bisa membeli 20kg beras, tetapi pada awal
2018 hanya bisa membeli 10kg beras dari petani.
Tetapi, peningkatan saja
tidak cukup. Pertumbuhan zaman yang semakin cepat membuat kita butuh akselerasi
agar tidak ketinggalan. Sebab, jika meningkat dengan lambat, sementara
pertumbuhan kebutuhan meningkat dengan cepat, maka akan ada satu masa dimana
kita tidak dapat memenuhi kebutuhan kita.
Pada akhirnya kita
membutuhkan kelangsungan hidup. Banyak orang atau perusahaan bertumbuh naik
secara cepat, tetapi kemudian kesuksesannya berakhir dengan cepat juga karena
kalah bersaing atau tidak mampu menjaga ritme kerjanya.
Pembawa Damai: Berlari Bersama Tuhan
Reviewed by yestosaratueda
on
February 04, 2019
Rating:
No comments: