Gereja Yang Siap Untuk Membangun 2

Gereja yang siap untuk membangun ~ Landasan firman Tuhan untuk tema tersebut diambil dari kitab Hagai 2:2-6. Dalam Hagai 2:4, penulis kitab Hagai dalam pimpinan, tuntunan, arahan, bimbingan dan ilham Roh Kudus, menulis: “Masih adakah di antara kamu yang telah melihat Rumah ini dalam kemegahannya semula? Dan bagaimanakah kamu lihat keadaannya sekarang? Bukankah keadaannya di matamu seperti tidak ada artinya?”.

Beberapa waktu yang lalu saya telah memposting bagian perama dan kedua terkait dengan tema gereja yang siap untuk membangun. Pembaca setia blog ini bisa menemukan artikelnya DI SINI dan DI SINI. Pada kesempatan ini, saya akan menguraikan bagian yang ketiga dari lima prasyarat untuk membangun rumah Tuhan.

Tiga, gereja yang siap untuk membangun rumah Tuhan ditandai dengan adanya keteguhan hati dan bekerja sungguh-sungguh. Sukses atau gagalnya kita dalam membangun rumah Tuhan sangat ditentukan oleh keteguhan dan kesungguhan kita dalam mengerjakan yang kita harus kerjakan.

Mengapa kita harus memiliki keteguhan hati dan bekerja sungguh-sungguh dalam membangun rumah Tuhan? Jawabannya ialah karena dalam membangun rumah Tuhan, bukanlah perkara yang mudah dan pekerjaan yang gampang. Ada banyak perlawanan baik dari dalam maupun dari luar.


Dari internal tubuh Kristus, akan ada keluhan bahwa kita tidak mampu untuk membangun rumah Tuhan. Kita secara finansial tidak bisa karena rata-rata jemaat ekonominya pas-pasan. Bukanlah orang yang memiliki harta yang melimpah. Ada juga alasan lain, misalnya tidak punya cukup waktu karena kesibukan dalam tugas pokok yang harus dikerjakan. Dan masih banyak lagi alasan lainnya.

Lalu dari luas, kita akan dihadapkan dengan lingkungan masyarakat yang sudah memiliki preseden buruk terhadap gereja. Ormas-ormas yang tidak suka dengan kehadiran gereja, pasti akan melakukan perlawanan. Mereka akan menggerakan masa untuk menghalangi pembangunan rumah Tuhan.

Dari sisi pemerintah, ada persyaratan yang harus dipenuhi oleh gereja supaya bisa membangun rumah Tuhan. Syarat pertama harus memiliki ijin dari lingkungan dimana ada syarat minimal dukungan dari warga sekitar. Belum lagi akan berhadapan dengan ijin yang diperumit oleh pemerintah. Dan persyaratan lainnya lagi.

Itu sebabnya, kita harus memiliki keteguhan dan bekerja sungguh-sungguh agar semangat kita tidak menjadi lemah hanya karena dihadapkan dengan beragam tantangan seperti dijelaskan di atas. Jangan bimbang atau lemah semangat ditengah jalan. Ingat ini adalah pekerjaan Tuhan, jika kita tulus dan mengerjakan bagian kita dengan sukacita dan penuh rasa syukur, pastilah Allah memberikan kesanggupan.

Kepada Zerubabel bi Sealtiel, sang bupati, kepada Yosua bin Yozadak sang imam dan kepada seluruh umat, nabi Hagai diminta menyampaikan pesan TUHAN demikian: “Tetapi sekarang, kuatkanlah hatimu, hai Zerubabel, demikianlah firman TUHAN; kuatkanlah hatimu, hai Yosua bin Yozadak, imam besar; kuatkanlah hatimu, hai segala rakyat negeri, demikianlah firman TUHAN; bekerjalah, sebab Aku ini menyertai kamu, demikianlah firman TUHAN semesta alam...”.

Wow..!! Perintah “kuatkanlah hatimu” itu ditujukan masing masing kepada bupati, imam dan rakyat. Hal itu menunjukkan bahwa pekerjaan membangun Rumah Allah adalah pekerjaan komunal yang ditanggungjawabi secara personal. Dan itu dilakulan dengan sepenuh hati, dengan cinta yang memenuhi hati. Mulai dari imam hingga umat, dimintakan kepenuhan dan kebulatan hati. Itu berarti tidak ada dan tidak boleh ada pemain utama dan pemain kelas “pupuk bawang”. Semua MENCINTA dan BEKERJA menurut kesanggupan dan bagiannya secara total dan optimal.

Tuhan tidak menghendaki pekerjaan pembangunan Rumah Allah dikerjakan asal-asalan. Ingat untuk membangun rumah sendiri saja, kita merencanakan dan melaksanakan dengan baik..dengan memberikan yang terbaik; apalagi jika kita membangun Rumah bagi Allah, sebab God deserves our very best.

Nah, Jika ternyata kita tidak sungguh hati dalam mengerjakannya, maka Allah pasti akan kecewa. Sebab nazar membangun rumah Tuhan itu harus dikerjakan dengan hati dan kesadaran yang penuh. Jika ya (sanggup), hendaklah kamu katakan: ya (sanggup), jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak. Penulis Injil Matius dalam pimpinan, tuntunan, arahan, bimbingan dan ilham Roh Kudus, menulis: “Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan tidak. Apa yang lebih daripada itu berasal dari si jahat” – Matius 5:37..
Gereja Yang Siap Untuk Membangun 2 Gereja Yang Siap Untuk Membangun 2 Reviewed by yestosaratueda on March 19, 2019 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.