Menjadi Pembawa Damai
Menjadi
pembawa damai ~ Landasan firman Tuhan untuk tema tersebut
diambi dari Injil Matius 5:9: “Berbahagialah orang yang membawa damai, karena
mereka akan disebut anak-anak Allah”.
Dunia saat ini berada pada
situasi dan kondisi rawa payah. Dalam situasi dan kondisi semacam itu, menurut
Abraham Maslow, manusia membutuhkan rasa aman (security needs). Sedangkan menurut Alkitab, dalam situasi dan
kondisi rawa payah tersebut, dunia membutuhkan damai.
Maslow hanya memikirkan
tentang rasa aman yang ditentukan oleh situasi dan kondisi eksternal manusia
serta sifatnya temporal/ sementara. Sedangkan Alkitab menjelaskan tentang
kebutuhan asasi manusia yaitu damai yang abadi.
Tuhan Yesus berucap: “Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai
sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang
diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu” – Yohanes
14:27.
Kalimat tanya: “Apa yang bisa kita pahami atau mengerti
dari pernyataan Yesus: “Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka
akan disebut anak-anak Allah” – Matius 5:9?”.
Kalimat peralihan:
Berdasarkan firman Tuhan tersebut, maka ada beberapa hal yang perlu kita pahami
atau mengerti, yaitu:
1. Menyadari adanya raison d’etre kita
Berbahagialah orang yang
membawa damai menegaskan tentang raison d’etre kita, yaitu alasan kita alasan
kita diciptakan oleh Allah, alasan kita diselamatkan, alasan kita diberi
kesempatan atau peluang hidup sampai di tahun 2019 ini.
Kita diciptakan dan
diselamatkan untuk melakukan pekerjaan baik yang disiapkan Allah – “Karena kita
ini buatan Allah (kata buatan = kata yun. poiema
= artinya telah dibuat; jadi, kita telah dibuat sebagai karya Allah yang adalah
pencipta kita),
diciptakan dalam Kristus Yesus
(kata diciptakan = kata yun. ktidzo = artinya dibentuk atau diubah; jadi kita
dibentuk, diubah dalam Kristus Yesus; dari manusia duniawi menjadi manusia
rohani; dari karakter dosa menjadi karakter Kristus) untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan
Allah sebelumnya (kata dipersiapkan = yun. proetoimadzo = artinya mempersiapkan lebih
dahulu; telah dipersipakan; jadi, Allah telah mempersiapkan lebih dahulu
pekerjaan yang harus kita kerjakan).
Ia mau, supaya kita hidup di
dalamnya (kata hidup di dalamnya = kata
yun. peripateo = artinya berjalan; berperilaku/bertingkah laku; memanfaatkan
peluang; jadi, Allah menghendaki supaya dalam aktifitas hidup kita; dalam
perilaku atau tingkah laku hidup, kita harus menggunakan peluang untuk menjadi
pembawa damai sebagai salah satu pekerjaan yang telah dipersiapkan oleh Allah
sebelum kita diselamatkan dalam Kristus Yesus)” – Efesus 2:10.
2. Menyadari adanya panggilan hidup kita
“...mereka
akan disebut anak-anak Allah”.
·
Status kita menentukan karakter kita bukan
karakter yang menentukan status
·
“Orang
yang sudah bersatu dengan Kristus, menjadi manusia baru sama sekali. Yang lama
sudah tidak ada lagi--semuanya sudah menjadi baru” 2 Kor. 5:17 BIS.
·
Status kita ialah sebagai anak-anak Allah.
Artinya, kita memiliki identitas baru
·
“kamu,
yang dahulu bukan umat Allah, tetapi yang sekarang telah menjadi
umat-Nya, yang dahulu tidak dikasihani tetapi yang sekarang telah beroleh
belas kasihan” – 1 Petrus 2:10.
·
Kita dipanggil untuk hidup dengan tujuan yang
ditetapkan Allah bukan yang ditetapkan oleh dunia ini
·
Kita dipanggil untuk hidup berdasarkan
prioritas Allah (membawa damai) bukan berdasarkan prioritas dunia ini
(popularitas, kesenangan duniawi; kekayaan; jabatan dlsbanya).
3. Menyadari adanya hal positif bagi hidup
kita
Menjadi
pembawa damai bukanlah pekerjaan yang sia-sia. Tuhan Yesus menjamin itu dengan
berkata: “Berbahagialah orang yang membawa damai,...”.
·
Bagi Yesus, menjadi pembawa damai ialah sesuatu
yang membawa dampak besar dimana sorga dan dibumi disatukan.
·
Relasi Allah dan manusia diperdamaikan oleh
diri-Nya sebagai pembawa damai.
·
Relasi manusia dengan dirinya dipulihkan.
·
Relasi manusia dengan sesama
·
Kata “berbahagialah”
dalam bhs yun. menggunakan kata “makarios”
yang artinya: “diberkati, beruntung dan
bahagia”.
Menjadi pembawa damai
bukanlah misi yang mudah, kendati demikian bukan berarti kita tidak bisa. Kita
menjadi pembawa damai yang secara aktif berusaha menyelesaikan apa yang telah
rusak dan menyakitkan di dunia ini. Yesus ingin kita dikenal sebagai
seorang pembawa damai. Para pembawa damai sangat sedikit sekali dan sulit
ditemukan. Marilah kita berkomitmen untuk menjadi pembawa damai sepanjang tahun
2019 ini bahkan sepanjang hidup kita. Amin
Menjadi Pembawa Damai
Reviewed by yestosaratueda
on
January 14, 2019
Rating:
No comments: