Pembawa Damai: Jangan Tawar Hati
Pembawa
damai: jangan tawar hati ~ Landasan firman Tuhan untuk tema
tersebut diabil dari kitab Amsal 24:10. Penulis kitab Amsal, dalam pimpinan,
tuntunan, arahan, bimbingan dan ilham Roh Kudus, menulis: “Jika engkau tawar
hati pada masa kesesakan, kecillah kekuatanmu”.
Tawar hati adalah merupakan
suatu kondisi emosional negatif atau energi negatif yang akan merusak hidup dan
kesehatan seseorang. Tawar hati merupakan akumulatif dari beragam energi
negatif sepeti patah semangat, pesimis, tidak mempunyai pengharapan, tidak
berdaya, putus asa dan perasaan negatif lainnya. Tawar hati dipicu oleh
persoalan yang berkaitan dengan kesehatan, masalah finansial, persoalan dalam
keluarga, problematika dalam dunia kerja, persoalan sosial yang tidak sehat dan
sebagainya.
Dalam masa kesukaran, pada
umumnya orang cenderung kecil hati, semangat menjadi menurun, energi positif
menjadi berkurang, dan energi negatif semakin mendominasi. Roh kita menjadi
lemah, dan diikuti oleh serangan fisik atau reaksi fisik seperti kaki
kehilangan kekuatan, kehilangan daya, kekurangan semangat, kehilangan damai
sejahtera dan kehilangan semangat hidup.
Begitulah gambaran secara
umum dan khusus dari kehidupan orang-orang yang mengalami tawar hati. Sebagai pembawa
damai, kita juga acap kali mengalami situasi dan kondisi seperti di atas.
Pertanyaan penting yang
patut diajukan ialah: bagaimana kita mengatasi tawar hati dalam hidup kita? Berdasarkan
firman Tuhan, maka ada beberapa cara yang bisa kita lakukan untuk mengatasi
rasa tawar hati, yaitu:
1. Menerima kenyataan dari hidup ini.
Hidup yang kita jalani
adalah hidup yang real atau nyata. Karena hidup kita real atau nyata, maka ada
masa dimana kita mengalami keadaan yang baik, tetapi juga ada saat di mana kita
mengalami keadaan yang buruk.
Artinya bahwa dalam realita
kehidupan kita sesungguhnya ada beragam musim dan kita tidak bisa
menghindarinya. Ada banyak orang yang tidak siap menerima kenyataan yang
terjadi dalam hidupnya. Itu sebabnya banyak orang ingin menghindar dari hal-hal
yang tidak sesuai dengan harapannya bahkan berusaha untuk meniadakannya.
Memang pada umumnya kita
ingin supaya berada pada musim yang baik, musim yang sesuai dengan keinginan
kita. Sikap inilah yang pada akhirnya mendatangkan kekecewaan dan kepahitan
serta menjadi tawar hati. Bahkan timbul sikap yang mempersalahkan Tuhan.
Sebagai pembawa damai, kita
harus mengerti dan memahami bahwa sesungguhnya Tuhan tidak menjanjikan hidup
kita berjalan mulus. Hidup kita bebas dari masalah. Yang Alkitab tegaskan bahwa
Tuhan berjanji untuk senantiasa menyertai kita pada masa-masa sukar di hidup
kita. Tuhan berjanji untuk memberikan pertolongan yang kita butuhkan – Yeremia 17:7-8.
2. Memperkuat manusia roh kita.
“Jika engkau tawar hati pada
masa kesesakan, kecillah kekuatanmu”.
Kata "kekuatan"
dalam ayat ini bukan berbicara fisik atau materi tetapi berbicara tentang
kejiwaan. Orang yang berfisik besar atau orang yang berfinansial limpah belum
tentu kuat ketika menghadapi persoalan hidup.
Dan kata
"kesesakan" bukan identik dengan kekurangan saja tetapi juga keadaan
yang kecukupan. Jadi kesimpulannya kesesakan bisa terjadi kepada siapa saja.
Seringnya orang Kristen mengabaikan pembangunan kerohanian dan lebih mementingkan
kebutuhan jasmani.
Mereka berpikir bahwa
kekuatan hidupnya bersumber kepada jasmaninya. Kesehatan dan kedewasaan rohani
itu sangat penting untuk menghadapi persoalan-persoalan dalam hidup kita sebab
musim hidup selalu berganti namun seringkali kita mengabaikannya. Kualitas
rohani kita akan nampak ketika kita diperhadapkan dengan masalah.
Kita tidak akan pernah tahu
perubahan musim hidup kita, tetapi kita bisa mengantisipasinya dengan membangun
kekuatan kerohanian kita sehingga tidak mudah putus asa ketika musim kering itu
tiba. Sama-sama umat Tuhan tetapi kadar iman yang dimiliki masing-masing orang
tidaklah sama, seperti contohnya iman Daud dengan saudara-saudaranya.
Ketika tentara Israel
diperhadapkan dengan Goliat, iman Saul dan saudara-saudara Daud menciut. Tetapi
sebaliknya iman Daud bertambah kuat sehingga Daud hanya membutuhkan umban kecil
untuk membunuh Goliat.
Sekecil apapun yang kita
miliki jika disertai dengan iman, maka apa yang tidak mungkin akan menjadi
mungkin (Mark.
9:23). Jangan mudah patah semangat atau nglokro sebab ada
Tuhan yang selalu menolong kita dan tidak ada yang mustahil bagi orang percaya.
3. Belajar untuk mengucap syukur dalam semua situasi.
Bersyukur dalam segala hal
itu adalah kehendak Tuhan, artinya dalam keadaan baik maupun buruk tetap bersyukur (1 Tes. 5:18).
Bersyukur artinya kita mempercayai apa yang sedang terjadi dalam hidup kita
semua atas seizin Tuhan dan tidak ada sedikitpun keraguan.
Ayub adalah contoh pribadi
yang bersyukur dalam segala hal. Di saat senang maupun susah Ayub mengawali
ucapannya dengan pujian (Ayub
1:21). Bersyukur menjadi kunci kekuatan kita sebab dengan
bersyukur membuktikan bahwa kita percaya kepada Tuhan dan disitulah Roh Kudus
memberi kekuatan kepada kita untuk tetap tegak berdiri.
Orang yang tidak pernah bersyukur
sesungguhnya mereka kutang percaya. Sebaliknya orang yang selalu bersyukur
mereka adalah orang-orang yang beriman kepada Tuhan dan mampu menyerahkan dan
mempercayakan hidupnya kepada Tuhan sehingga tidak tawar hati di waktu
kesesakan.
Pembawa Damai: Jangan Tawar Hati
Reviewed by yestosaratueda
on
February 03, 2019
Rating:
No comments: