Pembawa Damai: Mengalami Pemulihan
Pembawa
damai: mengalami pemulihan ~ Landasan firman Tuhan untuk tema
tersebut diambil dari kitab Yoel 2:25. Penulis kitab Yoel dalam pimpinan,
tuntunan, arahan, bimbingan dan ilham Roh Kudus, menulis: “Aku akan memulihkan
kepadamu Tahun-tahun yang hasilnya dimakan habis oleh belalang pindahan,
belalang pelompat, belalang pelahap dan belalang pengerip, tentara-Ku yang
besar yang Kukirim ke antara kamu”.
Pembawa damai acap kali dihadapkan pada suatu kenyataan bahwa ia memiliki potensi atau berpotensi mengalami gangguan dalam hidup, interaksi dan relasi sosialnya. Gangguan tersebut bisa berupa kekecewaan atau dikecewakan dan dilukai atau terluka dalam hidup sosialnya.
Pembawa damai acap kali dihadapkan pada suatu kenyataan bahwa ia memiliki potensi atau berpotensi mengalami gangguan dalam hidup, interaksi dan relasi sosialnya. Gangguan tersebut bisa berupa kekecewaan atau dikecewakan dan dilukai atau terluka dalam hidup sosialnya.
Dalam situasi dan kondisi
seperti di atas, sebagai pembawa damai tentu membutuhkan pemulihan dalam
hidupnya. Kebutuhan itu hanya bisa terpenuhi atau dipenuhi hanya oleh Tuhan
saja. Dalam frame itulah, sebagai pembawa damai harus punya keyakinan yang kuat
bahwa sesungguhnya di dalam Tuhan sajalah ia mendapatkan berkat, pertolongan,
mujizat dan pemulihan seutuhnya.
Keyakinan tersebut
didasarkan pada kebenaran firman Tuhan. Dalam Injil Yohanes, ada pernyataan
langsung dari Tuhan Yesus sendiri yang menegaskan bahwa: “Aku datang, supaya
mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan” – Yohanes 10:10b.
Guna mengalami pemulihan
yang seutuhnya, bukanlah terjadi begitu saja. Ada hal syarat yang harus
dipenuhi. Hal ini sesuai dengan kebenaran firman Tuhan, yang dicatat oleh
penulis kitab Tawarikh. Dikatakan dalam kitab Tawarikh demikian: “dan umat-Ku, yang atasnya nama-Ku disebut,
merendahkan diri, berdoa dan mencari wajah-Ku, lalu berbalik dari
jalan-jalannya yang jahat, maka Aku akan mendengar dari sorga dan mengampuni
dosa mereka, serta memulihkan negeri mereka” – 2 Tawarikh 7:14.
Pertanyaan penting yang harus diajukan untuk direnungkan ialah: “Bagaimana supaya kita bisa mengalami pemulihan dari Tuhan?” Berdasarkan kebenaran firman Tuhan, maka ada beberapa hal yang bisa kita lakukan, yaitu:
Pertanyaan penting yang harus diajukan untuk direnungkan ialah: “Bagaimana supaya kita bisa mengalami pemulihan dari Tuhan?” Berdasarkan kebenaran firman Tuhan, maka ada beberapa hal yang bisa kita lakukan, yaitu:
Satu,
kita harus mengakui dosa dan merendahkan diri di hadapan Tuhan.
Dalam Injil Matius 23:12,
penulis Injil Matius menulis: “...barangsiapa meninggikan diri, ia akan
direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan”. Kita harus
memahami bahwa merendahkan diri sangat berbeda dengan rendah diri atau minder.
Pada sisi lain, kita juga
harus tahu bahwa merendahkan diri merupakan lawan dari kesombongan atau tinggi
hati atau meninggikan diri. Arti dari merendahkan diri ialah bahwa kita
membiarkan diri berada di tempat yang lebih rendah dari orang yang memiliki
otoritas lebih tinggi dari kita. Kita memiliki sikap apa adanya dan mengakui
bahwa kita memiliki keterbatasan atau kekurangan.
Tuhan adalah Pribadi yang
lebih tinggi dari kita. Dia punya otoritas yang penuh atas hidup kita. Ketika merendahkan
diri di hadapan Tuhan, maka sikap itu menegaskan bahwa kita mengakui Tuhan yang
berkuasa dan berotoritas tertinggi dalam hidup kita.
Selain itu, merendahkan diri
di hadapan Tuhan juga merupakan sikap hati yang senantiasa bergantung secara
total kepada Tuhan. Dalam frame itu, kita menyadari bahwa tanpa Tuhan, maka
kita tidak bisa berbuat apa-apa – Yohanes 15:5.
Lebih lanjut, merendahkan
diri di hadapan Tuhan menegaskan pengenalan diri kita yang sebenarnya yaitu
bahwa kita adalah manusia berdosa yang tidak bisa menyelamatkan dirinya sendiri
dari hukuman atas dosa kita. Kita membutuhkan pertolongan dan pengampunan dari
Tuhan.
Penulis surat Yohanes,
menegaskan demikian: “Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan
adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari
segala kejahatan” – 1 Yohanes 1:9. Alkitab menegaskan bahwa orang yang rendah
hati ditandai dengan sikap yang merendahkan diri di hadapan Tuhan. Dan orang
yang demikian sangat dikasihi oleh Tuhan – Amsal 3:34.
Dua,
membangun intimasi dengan Tuhan.
Sebagai pembawa damai, kita
harus menjaga intimasi kita dengan Tuhan. Hal ini kita lakukan supaya terjadi
pemulihan sepenuhnya dalam hidup kita. Acap kali, relasi kita dengan Tuhan
menjadi terganggu disebabkan oleh beragam masalah yang kompleks dalam hidup
kita.
Kita sering bersekutu dengan
Tuhan, apabila kita mengalami banyak masalah dalam hidup ini. Tetapi ketika
segala sesuatu berjalan dengan baik seperti yang kita harapkan, sering kita
tidak bersekutu dengan Tuhan. Kalau pun bersekutu, hanya seadanya saja.
Pada hal yang Tuhan inginkan
ialah kita terus menjaga dan membangun intimasi dengan Dia secara terus-menerus.
Berdoa dengan tidak henti-hentinya. Membaca dan merenungkan firman Tuhan siang
dan malam. Beribadah kepada Tuhan dengan tekun.
Pada saat kita menjaga dan
membangun relasi dengan Tuhan, maka Tuhan tidak pernah meninggalkan kita –
Mazmur 9:11. Karena itu, kita harus mencari Tuhan dan kekuatan-Nya dalam hidup
kita – Mazmur 105:4. Tuhan akan membenarkan, dan menjawab doa kita pada waktunya
– Lukas 18:7.
Pembawa Damai: Mengalami Pemulihan
Reviewed by yestosaratueda
on
February 05, 2019
Rating:
No comments: