Pembawa Damai: Memperkuat Manusia Roh

Pembawa damai: memperkuat manusia roh ~ Landasan firman Tuhan untuk tema tersebut diambil dari surat rasul Paulus kepada jemaat Tuhan yang ada di kota Efesus, yaitu Efesus 6:12. Rasul Paulus dalam pimpinan, tuntunan, bimbingan, arahan dan ilham Roh Kudus, menulis: “Karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini melawan roh-roh jahat di udara”.

Ada istilah yang saya temukan terkait dengan terjadinya perubahan di kehidupan manusia di dunia ini. Istilah tersebut ialah “entropi”. Kata entropi pertama kali dicetuskan oleh Rudolf Clausius pada tahun 1865, berasal dari bahasa Yunani εντροπία [entropía], εν- [en-] (masuk) dan τροπή [tropē] (mengubah, mengonversi).

Jadi, makna kata “entropi” menunjuk kepada suatu keadaan fisik yang cenderung mengalami perubahan kualitas. Misalnya ketika kita membeli mobil baru seharga 200 juta. Namun, setelah kita menggunakannya selama lima tahun, maka kualitas mobil tersebut mengalami penurunan. Akibatnya ketika kita hendak menjual mobil tersebut, maka sudah terjadi perubahan harga seiring dengan perubahan kualitas dari mobil tersebut. Harga awal saat diberli 200 juta, tetapi ketika di jual kembali lima tahun berikutnya harganya menjadi 50 juta.


Demikian juga dengan kehidupan manusia. Kita mengalami perubahan hidup dan juga kualitas fisik kita akan berubah seiring dengan berkurangnya usia hidup kita dalam perspektif kairosnya Tuhan.

Dalam pengalaman pelayanan kepada jemaat yang sakit, kami menemukan bahwa terjadi entropi kehidupan jemaat. Bukan saja penurunan kualitas fisik atau jasmani tetapi juga penurunan kualitas iman.

Pada sisi lain, saat kami mendampingi jemaat-jemaat yang bergulat dengan kehidupan di “terminal akhir”, kami makin dibukakan bahwa perjuangan manusia yang sesungguhnya itu bukan perjuangan daging, namun (yg lebih penting) adalah perjuangan roh.

Firman Tuhan mengatakan daging itu lemah (dan memang akan makin melemah) sedangkan roh itu penurut (karena itu bisa dikuatkan). Lebih jelasnya, penulis Injil Matius dalam pimpinan, tuntuan, arahan, bimbingan dan ilham Roh Kudus, menulis: “Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging lemah” – Matius 26:41.

Pertanyaan yang perlu diajukan ialah: “Bagaimana roh itu dikuatkan? Mari kita belajar dari apa yg diajarkan dan diteladankan oleh Sang Guru kita Yesus Kristus.

Pertama, Yesus memulai dengan pengurapan Roh Kudus (Lukas 3:21-22).
Lukas dalam pimpinan, tuntunan, bimbingan, arahan dan ilham Roh Kudus, menulis: “Ketika seluruh orang banyak itu telah dibaptis dan ketika Yesus juga dibaptis dan sedang berdoa, terbukalah langit dan turunlah Roh Kudus dalam rupa burung merpati ke atas-Nya. Dan terdengarlah suara dari langit: “Engkaulah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Mulah Aku berkenan”.

Yesus yang telah penuh dengan Roh sejak dalam kandungan (Luk 1:35), tetap perlu  pengurapan dan penguatan Roh Kudus, saat hendak memulai pelayanan-Nya. Itulah sebabnya Ia datang pada Yohanes minta dibaptiskan. Saat Ia dibaptiskan, maka langit terbuka dan turunlah Roh Kudus dan terdengar suara dari langit: “Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Mulah Aku berkenan”. Nah, saat itulah pengurapan dan penguatan Roh dinyatakan.

Jadi, dari peristiwa itu, maka kita sebagai pembawa damai harus memperkuat roh kita agar kita bisa melakukan misi damai yang dipercayakan Tuhan Yesus kepada kita. Untuk memperkuat roh kita, maka kita harus membuka diri kepada pengurapan Roh Kudus.

Kedua, Yesus hidup dalam ketaatan akan Firman yg tertulis.
Yesus meletakkan dasar ukuran hidup-Nya hanya pada Firman dan penggenapan Firman. Yesus yang telah menerima urapan Roh dan penuh dengan Roh Kudus, tetap tunduk pada otoritas kebenaran Firman Allah. Itu sebabnya Yesus menang saat menghadapi pencobaan-pencobaan yang maha berat. Itu semua karena Yesus melawannya dengan menegakkan kebenaran Firman (Luk 4:1-13).

Jadi, kita sebagai pembawa damai harus memperkuat roh kita dengan cara hidup dalam ketaatan kepada firman Tuhan. Kita harus tunduk kepada kuasa dan otoritas firman Tuhan dalam hidup kita. Walaupun kita sudah mengalami pengurapan Roh Kudus, tetapi kita juga harus hidup dalam penundukan diri kepada kuasa dan otoritas firman Tuhan.

Ketiga, Yesus menyampaikan kabar baik, dan bahkan Ia menjadi kabar baik itu sendiri. (Luk 4:18-19).
Firman Allah yang dibaca, digenapkan di dalamNya, sehingga mewujud menjadi kabar baik bagi orang orang yang lemah dan berbeban berat. Sebagai pembawa damai, kita harus menyampaikan kabar baik kepada semua orang sehingga semua orang bisa menerima keselamatan hidup kekal di dalam Tuhan Yesus Kristus.

Jadi, itulah tiga kunci penting yang diteladankan oleh Tuhan Yesus bagi kita untuk memperkuat manusia roh kita lebih daripada manusia daging kita, karena peperangan yang sesungguhnya memang bukan peperangan melawan darah dan daging, namun peperangan melawan roh yang berkuasa di udara maupun yang bergolak dalam diri kita sendiri..
Pembawa Damai: Memperkuat Manusia Roh Pembawa Damai: Memperkuat Manusia Roh Reviewed by yestosaratueda on February 01, 2019 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.