Pembawa Damai: Menghadapi Masalah
Pembawa
damai: menghadapi masalah ~ Landasan firman Tuhan untuk tema
tersebut diambil dari kitab Mazmur 3:1-9. Dalam Mazmur 3:2, penulis Mazmur
dalam pimpinan Roh Kudus, menulis: “Ya TUHAN, betapa banyaknya lawanku! Banyak
orang yang bangkit menyerang aku”.
Tugas dan fungsi kita
sebagai murid Kristus ialah membawa damai ke dalam dunia. Kita pilih, dipanggil
dan diselamatkan oleh Yesus Kristus dari dunia. Itu sebabnya kita diutus
kembali ke dalam dunia supaya kita menjadi pembawa damai bagi dunia.
Sebagai pembawa damai, tentu
kita akan menghadapi ancaman, tantanga, hambatan dan gangguan. Semua itu bisa
datang dari dalam yaitu dari internal komunitas tubuh Kristus dan pada sisi
lain bisa juga datang dari eksternal kita yaitu dari dunia.
Oleh karena itu, sebagai
pembawa damai ketika menghadapi masalah, maka kita harus memiliki sikap yang
tepat agar misi damai yang kita bawa bisa dirasakan oleh dunia yang membutuhkannya.
Dengan kata lain, misi damai itu bisa sukses kita lakukan.
Berdasarkan Mazmur 3:1-9,
maka kita menemukan beberapa hal penting yang bisa kita terapkan dalam hidup
kita sebagai pembawa damai ketika menghadapi masalah, yaitu:
1. Jangan panik dan takut
“Tetapi
Engkau, TUHAN, adalah perisai yang melindungi aku, Engkaulah kemuliaanku dan
yang mengangkat kepalaku”. Aku membaringkan diri, lalu tidur; aku bangun, sebab
TUHAN menopang aku!” – Mazmur 3:4, 6.
Ketika
kita menghadapi ancaman, tantangan, hambatan, gangguan, masalah dan penderitaan
yang datang bergelombang dalam hidup kita, kita jangan panik dan takut. Walau secara
manusia, ada rasa panik dan rasa takut mengguncang batin kita.
Tetapi
sebagai umat Tuhan, sebagai murid Kristus yang percaya dan beriman kepada-Nya,
kita harus berkata seperti pemazmur yang mengakui akan kuasa, otoritas dan
kedaulatan Tuhan dalam totalitas hidupnya.
Kita
tidak usah panik dan takut dalam menghadapi dan menyikapi situasi dan kondisi
yang tidak normal. Situasi dan kondisi krisis yang terjadi di jalan hidup kita.
Mengapa kita tidak usah panik dan takut?
Dalam
Mazmur 3:4 dan 6, pemazmur mengatakan bahwa: satu, ada Tuhan yang
membela, melindungi dan membuat kita tetap tegak berdiri; dua, Ada Tuhan yang
menopang kehidupan kita.
Dalam
Mazmur 37:24, penulis kitab Mazmur dalam pimpinan Roh Kudus, menulis: “Apabila
ia jatuh, tidaklah sampai tergeletak, sebab TUHAN menopang tangannya”. Ayat ini
memberi pencerahan kepada kita bahwa walaupun kita sudah diselamatkan, sudah
menjadi murid Kristus, bukan berarti kita langsung sempurna.
Ada saat
dimana kita mengalami kekecewaan dalam hidup ini. Ada saat dimana kita sakit
hati. Ada saat dimana kita bisa dilukai oleh orang lain. Ada saat dimana kita
bisa gagal dalam hidup kita. Ada saat dimana kita tidak kuat menanggung beragam
persoalan yang kompleks dalam hidup ini.
Tetapi
puji Tuhan, sekalipun kita mengalami hal-hal negatif dalam hidup kita. Sekalipun
kita mengalami keadaan yang terpuruk di jalan hidup kita. Ada jaminan dari
Tuhan, yaitu bahwa Dia berjanji memegang tangan kita dan mengangkat kita
kembali sehingga kita bisa berdiri dan melangkah lagi. Dia Tuhan yang
memberikan kekuatan lebih bagi kita untuk dapat menanggung semua persoalan
hidup kita.
2. Jangan tinggalkan persekutuan dengan
Tuhan
“Dengan
nyaring aku berseru kepada TUHAN, dan Ia menjawa aku dari gunung-Nya yang kudur”
– Mazmur 3:5. Pemazmur dalam bagian ayat tersebut memberikan suatu contoh atau
teladan yang boleh kita ikuti ketika menghadapi masalah dalam hidup ini, yaitu
tetap menjaga relasi spiritual dan relasi imannya dengan Tuhan secara benar.
Pemazmur
tidak meninggalkan persekutuan pribadi dengan Tuhan. Karena dia tahu bahwa
hanya dekat Allah saja dia bisa mendapatkan ketenangan dan dari Tuhanlah ia
mendapatkan pertolongan.
Bagaimana
supaya tetap menikmati persekutuan dengan Tuhan? Pemazmur melakukan ibadahnya
secara pribadi dengan Tuhan secara konsisten, yaitu: satu, dia tetap berdoa
kepada Tuhan. “Dengan nyaring aku berseru kepada TUHAN”.
Pemazmur
tetap berkomunikasi dengan Tuhannya secara pribadi. Ia secara terus menerus
berdoa kepada Tuhan. Ia mengadu dan mengungkapkan isi hatinya kepada Tuhan. Dalam
bahasa gaulnya pemazmur selalu curhat kepada Tuhannya.
Dia tahu
bahwa Tuhannya senantiasa mendengar curhatnya setuap saat. Dalam Yesaya 59:1,
mengatakan: “Sesungguhnya, tangan TUHAN tidak kurang panjang untuk
menyelamatkan, dan pendengaran-Nya tidak kurang tajam untuk mendengar”.
Dua,
yakin pasti ada jawaban dari Tuhan. “dan Ia menjawab aku dari gunung-Nya yang
kudus”. Dalam kesadaran itulah, makanya pemazmur tetap menjaga relasi iman dan memperkuat
spiritualitas dengan Tuhannya. Ketika ada masalah, pemazmur tidak meninggalkan
Tuhan dan mencari pertolongan kepada yang lain.
Oleh
karena itu, marilah kita juga mengikuti teladan pemazmur untuk selalu menjaga
persekutuan kita dengan Tuhan. Melalui doa yang secara terus-menerus kita
lakukan. Ada jaminan dari Tuhan sendiri bahwa Dia pasti menjawab doa kita dari
tahta-Nya yang kudus.
Pembawa Damai: Menghadapi Masalah
Reviewed by yestosaratueda
on
January 14, 2019
Rating:
No comments: