Pembawa Damai: Hidup Dengan Iman
Pembawa
damai: hidup dengan iman ~ Landasan firman Tuhan untuk tema
tersebut diambil dari surat Ibrani 11:1. Penulis surat Ibrani dalam pimpinan
Roh Kudus menulis: “Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan
dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat”.
Pembawa damai bukanlah
manusia yang mengandalkan hikmat dunia ini. Pembawa damai bukanlah manusia yang
hidupnya terpisah dari Allah. Pembawa damai bukanlah manusia yang hidupnya
berdasarkan tujuan dunia ini.
Pembawa damai ialah setiap
orang Kristen yang hidupnya senantiasa mengandalkan hikmat Allah. Pemawa damai
ialah setiap orang Kristen yang hidupnya selalu terkoneksi dengan Allah setiap
saat. Pembawa damai ialah setiap orang Kristen yang hidupnya didasarkan pada
tujuan Allah.
Salah satu bukti bahwa
pembawa damai itu hidup didasarkan pada tujuan Allah ialah pembawa damai itu
hidup berdasarkan iman kepada Allah. Setiap murid Kristus sebagai pembawa damai
diharapkan dapat memandang segala sesuatunya berdasarkan perspektif Allah.
Pada saat kita sebagai
pembawa damai memandang segala sesuatunya dari perspektif Allah, maka kita
dapat mengetahui, memahami dan mengerti apa yang sedang terjadi dalam hidup
kita. Pada sisi lain, kita sebagai pembawa damai bisa memandang bahwa segala
sesuatu yang terjadi di dunia ada dalam kontrol, kendali, otoritas, kuasa dan
ijin Allah. Tuhan selalu punya rencana dalam setiap hal yang kita alami. Dan
Dia selalu menyediakan yang terbaik bagi hidup kita.
Lalu sebagai pembawa damai, apa
dampak dari hidup dalam iman? Berdasarkan kebenaran firman Tuhan, maka ada
beberapa dampak dari hidup dalam iman, yaitu:
1.
Yang tidak mungkin menjadi mungkin
“Karena iman ia juga dan
Sara beroleh kekuatan untuk menurunkan anak cucu, walaupun usianya sudah lewat,
karena ia menganggap Dia, yang memberikan janji itu setia” Ibrani 11:11
Abraham sadar bahwa secara
fisik, dia dan istrinya sudah tidak mungkin lagi memiliki anak, karena sudah
lanjut usia. Berdasarkan pengetahuan manusia khusus dari aspek medis, usia yang
sudah lanjut, mustahil bisa produktif lagi dalam artian tidak mungkin bisa
memiliki anak atau keturunan.
Tetapi iman kepada Allah
mengalahkan kemustahilan yang bagi manusia sudah tidak bisa memiliki keturunan.
Tuhan tidak pernah lupa janji-Nya sekalipun kita sudah lupa akan janji-Nya. Abraham
mengandalkan imannya untuk melihat apa yang Tuhan sediakan jauh di depannya,
sehingga ia memperoleh apa yang telah dijanjikan kepadanya.
2.
Mengalami providensia Allah yang sempurna
“Maka bangunlah ia, lalu
makan dan minum, dan oleh kekuatan makanan itu ia berjalan empat puluh hari empat
puluh malam lamanya sampai ke gunung Allah, yakni gunung Horeb” 1 Raja-raja
19:8.
Setelah mengalahkan empat
ratus lima puluh orang nabi-nabi baal, Nabi Elia mendapatkan ancaman oleh
Izebel. Izebel sangat marah atas perbuatan Elia dan ingin membalasnya. Elia
menjadi sangat ketakutan dan kabur ke padang gurun. Di sana ia merasa putus asa
dan ingin mengakhiri hidupnya.
Tetapi Tuhan mengutus dan
memerintahkan malaikat-Nya untuk memberikan pertolongan kepada Elia. Tuhan memotivasi
Elia untuk bangkita kembali dari keputusasaannya.
Menyadari apa yang Tuhan
sediakan di balik setiap masalah yang kita alami tidaklah cukup. Kita harus
bangkit dari keterpurukan. Kita harus bangkit dari kesedihan, kekecewaan, sakit
hati dan keputus-asaan yang kita alami. Sebagai pembawa damai, kita dipelihara
oleh Allah secara sempurna. Tidak ada area hidup kita yang tidak dipelihara
oleh Allah.
3.
Mengalami pemberkatan Tuhan dalam hidup
“dan berkata kepada segenap
umat Israel: “Negeri yang kami lalui untuk diintai itu adalah luar biasa
baiknya. Jika TUHAN berkenan kepada kita, maka Ia akan membawa kita masuk ke
negeri itu dan akan memberikannya kepada kita, suatu negeri yang
berlimpah-limpah susu dan madunya” Bilangan 14:7-8.
Sebelum bangsa Israel
memasuki tanah terjadi, ada utusan yang mewakili bangsa Israel untuk melakukan
penyelidikan terhadap tanah terjanji yang akan mereka masuki atau tempati atau
diami. Berdasarkan hasil observasi dan penelitian serta penyelidikan para
pengintai, maka ditemukan bahwa memang benar tanah terjanji itu luar biasa
makmurnya.
Tanah terjanji itu sesuai
dengan firman Tuhan yang disampaikan oleh Musa kepada bangsa Israel ketika
mereka masih berada di tanah Mesir. Tuhan sudah memberkati terlebih dahulu
tanah yang akan ditempati umat-Nya.
Pembawa damai senantiasa
melihat peluang berkat di setiap tantangan dan masalah yang dihadapinya. Pembawa
damai tidak akan risau ketika menyaksikan tantangan dan masalah terjadi dalam
misinya. Pembawa damai tahu bahwa Allah memberkati misi damai yang dilakukan
berdasarkan iman kepada Tuhan.
Pembawa Damai: Hidup Dengan Iman
Reviewed by yestosaratueda
on
January 17, 2019
Rating:

No comments: