Pembawa Damai: Tahu Allah Itu Adil

Pembawa damai: tahu Allah itu adil ~ Allah Alkitab adalah Allah yang adil. Hal ini menegaskan bahwa Allah punya karakter yang tegas dan tidak kompromi dengan dosa dan kejahatan. Pada sisi lain, Allah bukan Pribadi yang lemah, tidak berpendirian, dan tidak gampang diatur oleh ciptaan-Nya.

Akan tetapi, Allah itu adil sehingga semua keputusan-Nya tidak berat sebelah atau memihak atau memandang muka. Allah punya komitmen dan memiliki integritas dalam penegakan keadilan-Nya terhadap semua ciptaan-Nya.

Komitmen dan integritas Allah menegaskan bahwa semua konsep, paradigma, keputusan dan tindakan-Nya selalu bertalian kuat dengan esensi dan hakikat-Nya yang permanen atau tidak berubah. Artinya bahwa Allah itu harus dipahami sebagai Dia adalah Allah Yang Mahakasih, Yang Rahmani dan juga Dia Allah Yang Mahaadil.

Penekanan yang berlebihan tentang Allah yang Mahakasih dan mengabaikan Allah yang Mahaadil merupakan suatu tindakan yang keliru dilakukan oleh para hamba Tuhan. Prinsip keseimbangan dalam penyajian pengajaran tentang Allah patut diperhatikan secara serius oleh para hamba Tuhan dalam kerangka pembinaan iman umat Allah. Artinya ialah bahwa Allah yang Mahakasih adalah juga Allah yang Mahaadil.


Kasih dan keadilan Allah senantiasa berjalan berbarengan. Ambil sebagai contoh ketika Allah bertindak adil dan tegas terhadap bangsa Israel. Pada saat bangsa Israel melakukan dosa dan kejahatan, Allah menghukum mereka secara langsung maupun tidak langsung. Secara langsung artinya Allah sendiri yang melakukan penghukuman kepada Israel. Secara tidak langsung, Allah memakai bangsa yang lebih jahat dari bangsa Israel untuk menghukum mereka.

Begitu juga dengan gereja di zaman Perjanjian Baru dan di akhir zaman ini. Ketika gereja menyimpang dari firman Tuhan dan kehendak-Nya pastilah Allah bertindak dengan adil dan tegas tanpa kompromi. Tindakan penghukuman Allah yang paling adil dan final terhadap dosa dan kejahatan manusia ialah Allah melemparkan mereka ke dalam neraka – Roma 11:19-22.

Rasul Paulus menulis dalam Roma 11:19-21 memperlihatkan tentang keadilan dan ketegasan Allah. Bangsa Israel ditolak oleh Allah karena mereka tidak taat dan selalu tegar tengkuk. Begitu jugalah yang terjadi kepada gereja yang secara terus-menerus memberontak kepada Allah dan firman-Nya. Memang kita sudah diselamatkan oleh Allah melalui iman kepada Yesus Kristus. Namun, tidak berarti kita hidup suka-sukanya kita.

Penulis Injil Matius mengabadikan pernyataan langsung dari Tuhan Yesus terkait dengan aktifitas rohani tetapi tidak direstui oleh Tuhan. Mereka berdoa, namun doa atau seruan mereka ditolak. Alasan penolakan Allah jelas yaitu rajin berdoa tetapi rajin juga berdosa. Doa atau seruan kita bisa diterima dan dijawab manakala kita melakukan kehendak Bapa sorgawi – Matius 7:21-23.

Allah itu adil, maka Dia pasti memberi ganjaran yang setimpal dengan perbuatan setiap orang, entah itu baik dan entah itu jahat. Rasul Paulus menulis dalam Roma 2:6-8: Ia akan membalas setiap orang menurut perbuatannya, yaitu hidup kekal kepada mereka yang dengan tekun berbuat baik, mencari kemuliaan, kehormatan dan ketidakbinasaan, tetapi murka dan geram kepada mereka yang mencari kepentingan sendiri, yang tidak taat kepada kebenaran, melainkan taat kepada kelaliman.

Allah yang adil terlihat dalam geram dan murkan-Nya terhadap segala bentuk dosa dan kejahatan yang dilakukan oleh ciptaan-Nya. Itu sebabnya, gereja sebagai umat perjanjian baru patut menaruh perhatian yang serius tentang Allah yang adil itu. Selain itu, keadilan Allah juga nampak dalam keputusan-Nya terhadap setiap orang. Rasul Paulus menegaskan demikian: “Sebab Allah tidak memandang bulu” – Roma 2:11.

Tulisan rasul Paulus yang dikutip di atas, memotivasi kita untuk takut, hormat dan gentar kepada Allah. Sebagai umat perjanjian baru, kita harus memiliki hati yang takut kepada Allah. Ketakutan kita itu dilakukan sebagai wujud kasih dan taat kita kepada Allah.

Rasul Petrus menulis: Dan jika kamu menyebut-Nya Bapa, yaitu Dia yang tanpa memandang muka menghakimi semua orang menurut perbuatannya, maka hendaklah kamu hidup dalam ketakutan selama kamu menumpang di dunia ini” – 1 Petrus 1:17.

Relasi Bapa dengan anak tidak membebaskan kita dari hukuman ketika kita melakukan kesalahan. Sebagai anak, kita memang punya hak namun harus kita ingat bahwa kita juga punya kewajiban. Itu sebabnya rasul Petrus tegaskan bahwa kita harus hidup dalam rasa hormat dan takut kepada Allah selama kita hidup dan menumpang di dunia.


Allah yang adil pasti menuntut pertanggung-jawaban dari setiap kita umat-Nya atas sikap, perkataan dan tindakan yang kita perbuat. Semua akan dipertanggung-jawabkan di depan pengadilan Allah. Dalam Nahum 1:3 ditegaskan bahwa: “TUHAN itu panjang sabar dan besar kuasa, tetapi Ia tidak sekali-kali membebaskan dari hukuman orang yang bersalah”.

Oleh karena itu, sebagai umat perjanjian baru, marilah kita berkomitmen untuk hidup takut akan Tuhan, berkomitmen pada kebenaran dan setia melakukan kebenaran itu secara total dalam hidup kita. Lalu kita tegas dan tidak kompromi terhadap semua bentuk penyimpangan dan penyelewengan. Kita membenci apa yang dibenci oleh Allah dan mengasihi apa yang dikasihi oleh Allah serta melakukan apa yang diperintahkan oleh Allah.

Pembawa Damai: Tahu Allah Itu Adil Pembawa Damai: Tahu Allah Itu Adil Reviewed by yestosaratueda on March 16, 2019 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.