Pembawa Damai: Jangan Bersaksi Dusta
Jangan Bersaksi Dusta ~ Landasan firman Tuhan untuk tema tersebut diambi dari kitab Keluaran 20:16. Penulis kitab Keluaran dalam pimpinan Roh Kudus menulisa: “Jangan
mengucapkan saksi dusta tentang sesamamu”.
Ø Dalam
perspektif struktur, kutipan firman Tuhan di atas merupakan suatu perintah.
Karena itu suatu perintah, maka tidak ada pilihan dan tidak ada alasan untuk
tidak melakukannya.
Ø Dalam
perspektif hukum, kutipan firman Tuhan di atas menegaskan bahwa ada konsekuensi
logis yang harus ditanggung ketika dilanggar.
Ø Dalam
perspektif etika-moral, maka kutipan firman Tuhan di atas menunjuk kepada sikap
menghargai hak asasi manusia. Ada norma dan nilai hidup sesama yang harus
dihormati dan dilindungi. Ini berbicara tentang tanggung jawab etis-moral
sebagai umat Allah
Ø Dalam
perspektif sosial, kutipan firman Tuhan di atas bertujuan untuk menjaga
keharmonisan hidup bersama sebagai umat Allah.
Kalimat
tanya: apa sesungguhnya implikasi konkrit dari firman Tuhan:
“Jangan kamu mengucapkan saksi dusta tentang sesamamu?”
Kalimat
peralihan: Berdasarkan firman Tuhan tersebut, maka ada beberapa
implikasi konkrit, yaitu:
1. Jangan mengucapkan saksi dusta, menuntut kita
untuk memiliki kemurnian hati. Tuhan sangat suka dengan orang yang hatinya
murni, hati yang tanpa motivasi untuk merugikan dan merusak hidup orang lain.
Ø Jangan
bersaksi dusta bukan hanya dipandang sekedar tidak berbohong
Ø Bersaksi
dusta itu dilarang di pengadilan dan juga dalam kehidupan sosial setiap hari –
Imamat 19:11, 16
Ø Ikut
terlibat secara langsung menyebarkan hoax dilarang – Kel. 23:1
Ø Kemurnian
hati kita diterapkan dalam cara berbicara kita tentang orang lain
Ø Rasul
Paulus menulis: “Janganlah ada
perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk
membangun, di mana perlu, supaya mereka yang mendengarnya, beroleh kasih
karunia – Ef.4:29.
Ø Salah satu faktor penyebab kehancuran pernikahan dan
keluarga masa kini adalah komunikasi. Rasul Paulus menggunakan istilah “perkataan
kotor” untuk menggambarkan kata-kata yang memiliki kekuatan menghancurkan
orang, baik orang dewasa maupun anak-anak.
Ø Ia juga menyatakan bahwa komunikasi yang baik “perlu
untuk membangun” karena memiliki kekuatan untuk membangun manusia. Paulus
berkata bahwa saat kita membangun orang lain melalui perkataan kita, berarti
kita sedang membagikan kasih karunia, atau berkat rohani bagi hidup mereka.
Mari kita periksa kebiasaan kita mengucapkan kata-kata yang ceroboh. Ambillah
sikap untuk membangun setiap orang yang kita jumpai. Ingat, orang lebih
membutuhkan pemberi semangat daripada pengkritik.
Ø Rasul Paulus menulis: “Tetapi sekarang, buanglah
semuanya ini, yaitu marah, geram, kejahatan, fitnah, dan kata-kata kotor yang
keluar dari mulutmu” – Kol.3:8
Ø Kata-kata
tak senonoh dan ungkapan yang kasar kini semakin biasa diucapkan dalam
acara-acara utama televisi. Banyak penulis dan produser tampaknya semakin
sering melanggar batas ketentuan yang diizinkan masyarakat tentang penggunaan
kata-kata yang tidak bermoral dan bersifat menyerang.
Ø Perkataan
yang tak senonoh dan kasar adalah jenis polusi suara yang paling buruk. Selain
menghujat Allah, kata-kata kotor juga merendahkan manusia.
Ø Kata-kata
yang bersifat mengutuk dapat membangkitkan amarah dan merusak hubungan kita
dengan sesama. Kata- kata tersebut dapat menimbulkan sakit hati yang
berkepanjangan dalam diri orang-orang yang peka terhadap perlakuan kasar secara
lisan.
Ø Perkataan
yang tidak baik membuat keadaan di sekitar menjadi tak bermoral dan tidak rohani,
sehingga merusak pikiran dan cara hidup yang kudus. Suara yang memekakkan
telinga dapat meredam suara Roh Allah. Itulah sebabnya firman Allah menyatakan
dengan jelas jenis perkataan yang tidak boleh keluar dari bibir para pengikut
Yesus, dan sekaligus jenis perkataan yang seharusnya menjadi ciri khas kita.
2. Jangan mengucapkan saksi dusta, menuntut kita
untuk mencintai keadilan. Tuhan kita adalah Tuhan yang adil. Itu sebabnya saksi
memiliki posisi yang strategis dan penting dalam pengadilan. Saksi harus
memberitakan apa yang dia lihat dengan mata, apa yang dia dengar dengan telinga
dan apa yang dia tahu di tempat kejadian, suapaya hakim di pengadilan bisa
memutuskan dengan tepat dan adil terhadap suatu perkara.
Ø Tuhan
Allah kita adalah Tuhan Allah yang adil dan mencintai keadilan
Ø Dalam
Alkitab ada banyak saksi dusta
Ø Matius
menulis: “...: Orang ini berkata: Aku dapat merubuhkan Bait Allah dan
membangunnya kembali” – Matius 26:61
Ø Yohanes
menulis: “Jawab Yesus kepada mereka: “Rombak Bait Allah ini, dan dalam tiga
hari Aku akan mendirikannya kembali” – Yohanes 2:19-21
Sebagai orang percaya, kita
harus berani berkata jujur. Karena orang yang jujur menegaskan bahwa dia
memiliki integritas. Dan orang yang berintegritas disukai dan disayangi oleh
Tuhan dan sesama. Saya percaya bahwa kita semua tentu ingin disukai dan
disayangi oleh Tuhan dan sesama. Oleh karena itu, kita harus memiliki kemurnian
hati dan selalu mencintai keadilan. Tuhan Yesus memberkati. Amin
Pembawa Damai: Jangan Bersaksi Dusta
Reviewed by yestosaratueda
on
March 14, 2019
Rating:
No comments: