Pembawa Damai: Sikap Dalam Ibadah Kepada Allah

Pembawa damai: sikap dalam ibadah kepada Allah ~ Landasan firman Tuhan untuk tema tersebut diambil dari kitab Mazmur 145:1-21. Dalam Mazmur 145:1, penulis kitab Mazmur dalam pimpinan Roh Kudus, menulis: “Puji-pujian dari Daud. Aku hendak mengagungkan Engkau, ya Allahku, ya Raja, dan aku hendak memuji nama-Mu untuk seterusnya dan selamanya”.

Kita diciptakan oleh Allah serupa dan segambar dengan Dia. Tujuan Allah menciptakan kita serupa dan segambar dengan Dia ialah supaya kita bisa berelasi, bersekutu dan berkomunikasi dengan Allah.

Adam dan Hawa pra dosa, mereka memiliki persekutuan, relasi dan komunikasi yang begitu harmonis dan indah dengan Allah. Tidak ruang, dan waktu yang membatasinya. Kapanpun dan dalam keadaan apapun, mereka bisa berdialog, bersekutu dan memuliakan Tuhan.

Namun, pasca dosa yaitu ketika Adam dan Hawa tidak taat kepada Allah dan perintah-Nya, mereka jatuh ke dalam dosa. Relasi, komunikasi dan persekutuan mereka dengan Allah menjadi rusak. Allah mengusir mereka dari Taman Eden yang menegaskan bahwa terjadi perpisahan dan permusuhan antara dosa dengan Allah yang Maha Kudus/Suci.


Kendati demikian, ada janji pemulihan, janji rekonsiliasi, janji perdamaian antara Allah dan manusia yang memberi harapan bahwa kendati manusia sudah berdosa dan menjadi musuh Allah, pasti akan terjadi pendamaian. Janji itu dicatat oleh nabi Musa dalam kitab Kejadian, demikian: “Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya” – Kejadian 3:15.

Janji pemulihan, janji rekonsiliasi dan janji pendamaian tergenapi melalui inkarnasi Tuhan Yesus Kristus menjadi manusia. Dalam Injil Yohanes, penulis Injil Yohanes dalam pimpinan, tuntunan, bimbingan dan ilham Roh Kudus, menulis: “Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran” – Yohanes 1:14.

Melalui inkarnasi (Allah menjadi manusia) dalam diri Yesus Kristus, maka Allah yang Maha Kudus/Maha Suci yang begitu jauh (Transenden) dari manusia, menjadi Allah yang begitu dekat (Imanen) dengan manusia. Di dalam Yesus Kristus ada harapan bagi manusia untuk mengalami dan menikmati persekutuan dengan Allah.

Kita sebagai pembawa damai harus memastikan diri bahwa sudah didamaikan dengan Allah melalui Yesus Kristus. Iman kepada dan di dalam Yesus Kristuslah yang menjadi jaminan bagi setiap untuk bisa melakukan misi damai yang ditugaskan oleh Tuhan kepada kita.

Setelah kita memastikan diri sudah di dalam Yesus Kristus, maka selanjutnya kita dikembalikan ke dalam pola dan cara yang telah ditetapkan oleh Allah yaitu supaya kita bersekutu dan beribadah kepada-Nya. Inilah panggilan Allah dari semula kepada kita sebagai umat-Nya.

Allah tidak bisa berdialog dengan ciptaan yang lain kendatipun Allah bisa melakukannya karena Dia Allah yang berkuasa. Namun, hal itu tidak dilakukan oleh Allah karena Dia telah menciptakan manusia serupa dan segambar dengan Dia.

Ibadah kepada Allah merupakan suatu perintah yang harus dilakukan oleh semua orang percaya kepada Kristus. Penulis Ibrani dalam pimpinan, tuntunan, bimbingan, arahan dan ilham Roh Kudus, menulis: “Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasehati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat” – Ibrani 10:25.

Ketika kita semakin mendekati kepada kedatangan Yesus Kristus yang kedua kali, maka kita akan menghadapi banyak penderitaan, ujian, tantangan dan ancaman serta penganiayaan dan pengajaran-pengajaran sesat akan semakin bertambah-tambah.

Oleh karena itu, kita sebagai pembawa damai dimotivasi untuk senantiasa setia beribadah, bersekutu dan berkumpul bersama saudara seiman. Tujuannya ialah supaya kita saling menguatkan sehingga kita tetap kuat untuk berpegang teguh dalam iman kepada Tuhan Yesus Kristus.
Pembawa Damai: Sikap Dalam Ibadah Kepada Allah Pembawa Damai: Sikap Dalam Ibadah Kepada Allah Reviewed by yestosaratueda on January 24, 2019 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.